Kedai Kopi Berkonsep Literasi Klasik dan Modern

Kamis, 05 September 2019 - 08:58 WIB
Kedai Kopi Berkonsep Literasi Klasik dan Modern
Kedai Kopi Berkonsep Literasi Klasik dan Modern
A A A
BUDAYA ngopi sudah melekat pada sebagian masyarakat Indonesia. Bahkan, minum kopi tidak hanya menjadi teman pada pagi, sore, atau malam hari, tetapi sudah menjadi gaya hidup masyarakat.

Menariknya, tradisi minum kopi bukan saja disukai para orang tua, tapi semua kalangan mulai anak baru gede (ABG) hingga emak-emak. Aktivitas itu dilakukan sambil kumpul bareng atau bermain gadget. Jadi, tak heran jika banyak warung kopi atau kafe bermunculan di berbagai sudut kota termasuk di Kota Serang, Banten. Salah satunya Kedai Kopi Om Bewok yang berada di Jalan Empat Lima Cikulur, Kota Serang.

Tempatnya bernuansa klasik dan modern dipadukan dengan konsep literasi sehingga memberikan kenyamanan bagi pengunjung dari berbagai kalangan. Kedai Kopi Om Bewok ini menyediakan beragam kopi nusantara, termasuk mancanegara.

Jadi, bagi penikmat kopi yang berkunjung tidak hanya menikmati tempat yang nyaman, juga dapat menikmati aneka sajian kopi berbagai jenis. Tidak hanya itu, kedai ini juga menyediakan aneka makanan atau camilan yang bisa dinikmati pengunjung dengan harga terjangkau.

Pemilik Kedai Kopi Om Bewok, Rendra Prasetya mengatakan, konsep kedai kopi miliknya bisa dibilang berbeda dengan kedai kopi lainnya. Dia mencoba menggabungkan nuansa klasik modern. Tak hanya itu, dia juga menyuguhkan konsep kedai literasi dengan menyediakan berbagai koleksi buku untuk pengunjung kedainya.

“Buku-buku ini sengaja saya bawa dari rumah agar dibaca pengunjung. Kebetulan saya suka banget sama baca dan bukubuku di sini adalah koleksi saya sendiri,” ucapnya. Menurut dia, bisnis kedai kopi tak hanya akan menguntungkan para pelaku usaha kedai kopi semata.

Namun, bisnis ini juga mampu mengangkat para petani kopi itu sendiri. Jadi, bisnis kedai kopi secara tidak langsung mendukung keberlangsungan petani kopi di Indonesia. “Seperti halnya di Banten, potensi perkebunan kopi cukup sehingga keberlangsungannya bisa ikut terdorong dengan maraknya bisnis kedai kopi saat ini,” terangnya.

Dia mengatakan, bisnis yang ditekuni saat ini bukan semata-mata berorientasi pada profit. Namun, juga sebagai bentuk dukungan terhadap petani kopi. Apalagi Banten juga sebagai salah satu daerah produksi kopi di Indonesia.

“Hanya saja, cara pengolahan perkebunan kopi di Banten memang berbeda,” ujar pria yang akrab disapa Bewok ini. Dia menjelaskan, dalam satu jenis biji kopi bisa menghasilkan berbagai rasa, bergantung pada cara pengolahannya. Itu juga menjadi salah satu ciri khas dari setiap kedai kopi.

“Dalam satu biji kopi rasanya bisa beragam. Bahkan, banyak pedagang kopi yang mencampur biji kopi dengan margarin ketika roasting . Tujuannya agar mendapatkan rasa gurih dan aroma lembut dari kopi itu,” ungkapnya.

Dengan adanya kedai kopi ini, kata dia, diharapkan bisa menjadi acuan atau motivasi bagi para pemuda untuk memiliki usaha sendiri. “Memang ini juga bertujuan membangkitkan semangat para pemuda agar bisa memiliki usaha,” katanya.Untuk harga kopi di kedainya sangatlah terjangkau. Mulai Rp15.000 sampai Rp20.000, bergantung jenis kopi dan penyajiannya. Sementara untuk camilannya, mulai Rp5.000 sampai Rp20.000. Kedai kopi ini mulai buka pukul 17.00 WIB hingga 22.00 WIB. Mansur, salah seorang pengunjung, mengaku senang bisa nongkrong di kedai tersebut.

Selain nyaman juga memberikan banyak pengetahui literasi Nusantara. Karena itu, dia merekomendasikan teman-temannya berkumpul di tempat tersebut. “Harganya juga terjangkau, nyaman, dan kualitas makanannya enak-enak,” katanya. (Teguh Mahardika)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4488 seconds (0.1#10.140)